Perangkat Pengukur SSV-8 Untuk Sistem Pelumasan Progresif

Tekanan operasi maksimum perangkat pengukur SSV adalah 350 bar. Alat pengukur SSV tersedia dengan 6 hingga 22 outlet dan dapat menyalurkan gemuk atau oli ke berbagai jenis mesin dan peralatan, seperti mesin konstruksi dan pertambangan, peralatan industri, kendaraan, dan perangkat energi terbarukan. Alat pengukur SSV dapat dilengkapi dengan indikator pin untuk pemantauan sistem secara visual atau dengan detektor piston untuk pemantauan sistem kelistrikan. Perangkat pengukur SSV terbuat dari baja chrome hitam atau baja tahan karat dan memiliki opsi sambungan yang berbeda.

Perangkat pengukur SSV adalah perangkat yang digunakan untuk mengalirkan pelumas dalam jumlah yang tepat ke berbagai bagian mesin atau sistem. Mereka dirancang untuk bekerja dengan tekanan dan suhu tinggi, dan dapat menangani berbagai jenis pelumas, seperti gemuk dan oli. Alat pengukur SSV juga dikenal sebagai alat pengukur progresif, karena alat ini mendistribusikan pelumas secara berurutan, dari satu saluran keluar ke saluran keluar berikutnya. Hal ini memudahkan pemantauan dan pemecahan masalah, karena penyumbatan atau kegagalan apa pun pada sistem pelumasan dapat dideteksi dengan mengamati pergerakan piston atau sinyal listrik dari sensor.

Alat pengukur SSV terbuat dari satu balok logam, baik baja atau baja tahan karat, dan tidak memiliki segel karet yang dapat aus atau bocor. Mereka memiliki teknologi cross porting internal yang menghilangkan kebutuhan akan perlengkapan T eksternal dan mengurangi risiko penyumbatan. Mereka dapat memiliki 6 hingga 22 outlet, tergantung pada ukuran dan kompleksitas sistem pelumasan. Setiap outlet dapat menyalurkan pelumas dalam jumlah tetap per siklus, mulai dari 0,2 cmΒ³ hingga 0,01 inΒ³. Sambungan saluran masuk dan saluran keluar dapat berupa ulir BSPP atau NPT, tergantung pada preferensi pengguna.

Perangkat pengukuran SSV dapat dilengkapi dengan berbagai fitur untuk meningkatkan kinerja dan fungsionalitasnya. Misalnya, mereka dapat memiliki pin indikator yang menunjukkan posisi piston dan memberikan umpan balik visual dari proses pelumasan. Mereka juga dapat memiliki puting pelumasan darurat yang memungkinkan pelumasan manual jika listrik padam atau kegagalan fungsi sistem. Selain itu, mereka dapat memiliki detektor piston atau sakelar jarak yang menghasilkan sinyal listrik ketika piston mencapai posisi tertentu. Sinyal-sinyal ini dapat digunakan untuk memantau sistem pelumasan secara elektronik dan untuk memicu alarm atau tindakan jika terjadi masalah.